Mahasiswa Kembangkan Robot Pelacak Bom Senilai Rp15 Juta

Mahasiswa Kembangkan Robot Pelacak Bom Senilai Rp15 Juta
Mahasiswa Kembangkan Robot Pelacak Bom Senilai Rp15 Juta
Setiap negara memiliki potensi serangan teroris. Ancaman itu mengilhami Doni Ermawan dan Hadi Sutrisno, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang lolos program kreativitas mahasiswa, bereksperimen membuat robot pelacak bom berkendali jarak jauh.
Robot ini mereka kerjakan selama empat bulan terakhir. Namun robot pelacak bom tersebut bukan untuk mencari bom yang diletakkan di beberapa tempat oleh teroris. Fungsi utamanya adalah mendeteksi adanya benda yang dicurigai sebagai bom pada radius 100–200 meter.
Robot ini terdiri dari bahan dasar yang mudah ditemui di Indonesia. Di antaranya, motor penggerak, motor servo sebagai lengan penjepit benda yang terdeteksi sebagai bom, pengendali, kamera atau webcam, sensor, controller, dan software (perangkat lunak) yang digunakan untuk mendukung proses kontrol.Software ini berfungsi menggerakkan robot dari jarak jauh.
Budget yang diperlukan untuk membuat satu robot pelacak bom mencapai Rp15 juta,” sebut Ketua Tim Pembuat Robot Pelacak Bom Kendali Jarak Jauh, Doni Ermawan di Fakultas Teknik UNY, kemarin.
Bahan yang paling mahal dan vital digunakan pada robot adalah motor penggerak. Ini berfungsi sebagai kaki robot. Kekuatan robot terletak pada dua hal, yaitu motor penggerak dan webcamyang diletakkan di atas robot. Motor penggerak bisa menjadi alat penggerak robot melewati jalan berbatu dan berkelok.
Sedangkan kamera untuk melihat keadaan di sekitar area yang terdeteksi terdapat bom. Gambar-gambar yang tertangkap kamera ini nantinya diproses dan dikontrol melalui software dinotebook. “Robot belum mampu mendeteksi keberadaan bom dalam skala besar yang diletakkan dibeberapa ruang tertentu, karena belum peka terhadap sensor dinding,” papar Doni.
Anggota tim lainnya, Hadi Sutrisno mengatakan, robot ini nantinya lebih dimodifikasi bentuknya agar terlihat lebih baik dari sebelumnya. Namun, bentuk menyerupai mobil perang layaknya tank ini akan terus dipertahankan, hanya ditambah beberapa fasilitas tambahan yang mendukung komunikasi dan kontrol terhadap robot yang lebih maksimal. 

0 komentar: