Berharap Pada Pertumbuhan Negara Berkembang
Peran negara berkembang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi di
Eropa. Pasar produk teknologi tinggi meningkat 9 persen tiap tahun,
Jerman untung besar sebagai negara pengekspor.
Bank HSBC Trinkaus di Jerman bekerjasama dengan Oxford Economics
meneliti hubungan dagang antara 180 negara. Mereka menyebar pertanyaan
ke sekitar 5500 perusahaan ekspor impor yang tersebar di 23 negara.
Kesimpulannya: Negara-negara berkembang memainkan peran penting dalam
perkembangan ekonomi di Eropa dan Jerman.
"Di negara-negara berkembang, yang mencakup sampai 4 miliar penduduk dunia, kami melihat pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Ini situasinya mirip dengan Eropa pasca Perang Dunia II", kata Martin Vetter-Diez, pakar ekonomi di HSBC Trinkaus yang berkedudukan di Düsseldorf, Jerman.
Pertumbuhan ekonomi di negara berkembang terjadi dalam kurun waktu lebih dari sepuluh tahun. Memang selalu ada gejolak yang diakibatkan oleh gangguan di dalam atau di luar negeri. Namun dalam pengamatan jangka panjang, trend pertumbuhan tampak sangat jelas.
Golongan menengah makin besar
"Perkembangan ini karena sistem pendidikan yang makin baik. Selain itu, media komunikasi juga makin modern. Jadi mereka di negara berkembang bisa melihat dengan jelas, kemajuan dan kemamuran yang dicapai negara-negara industri. Dan mereka bekerja keras untuk mencapai kemajuan itu", kata Vetter-Diez kepada Deutsche Welle.
Tumbuhnya kalangan menengah di negara-negara berkembang mendorong peningkatan konsumsi dan permintaan terhadap barang-barang teknologi tinggi. Perusahaan-perusahaan Jerman yang berorientasi ekspor menarik keuntungan besar dari perkembangan ini. Demikian disebutkan dalam survey HSBC dan Oxford Ecomics yang dinamakan Global Connections itu.
Sampai tahun 2030, pasar produk teknologi tinggi diperkirakan akan tumbuh 9 persen per tahun. Perusahaan-perusahaan Jerman yang secara tradisional bergerak di pasar ekspor bisa menarik keuntungan besar. Situasi ini merupakan peluang besar bagi Jerman, demikian disebutkan dalam Global Connections.
Eropa tetap penting
Bagi sekitar 300 perusahaan Jerman yang terlibat dalam penelitian itu, Eropa masih merupakan pasar terpenting. 60 persen ekspor Jerman masih ditujukan ke Eropa.
"Tapi pasar di Eropa sudah mulai jenuh. Apalagi sekarang Eropa sedang menghadapi krisis utang. Jadi yang paling baik bagi perusahaan yang ingin ekspansi, adalah menengok ke kawasan yang sekarang tumbuh paling dinamis", ujar Vetter-Diez.
Sekitar 40 persen perusahaan Jerman terjun langsung ke pasar negara berkembang. Mereka mengaku menghadapi berbagai kesulitan. Salah satu kesulitan utama adalah fluktuasi nilai tukar mata uang yang bergerak sangat cepat. Selain itu, di aaur Uni Eropa banyak sekali aturan birokrasi yang menghambat perdagangan.
Pemain baru dari Asia
Dalam jangka panjang, pesaing-pesaing baru dari Asia akan memasuki pasar produksi teknologi tinggi, terutama perusahaan dari Cina dan Korea. "Kalau Anda amati perkembangan perusahaan seperti Foxconn. Mereka tidak hanya mendapat pesanan dari Apple untuk produksi Smartphones. Mereka juga mengembangkan teknologi sendiri untuk mampu bersaing", kata Vetter-Diez.
Karena itu, penting bagi Jerman dan Eropa untuk memperluas bidang riset dan pengembangan, agar tetap mampu bersaing dan merebut pasar di sektor teknologi tinggi. Yang pasti, persaingan makin keras dan tenaga kerja berkualitas makin dibutuhkan.
"Di negara-negara berkembang, yang mencakup sampai 4 miliar penduduk dunia, kami melihat pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Ini situasinya mirip dengan Eropa pasca Perang Dunia II", kata Martin Vetter-Diez, pakar ekonomi di HSBC Trinkaus yang berkedudukan di Düsseldorf, Jerman.
Pertumbuhan ekonomi di negara berkembang terjadi dalam kurun waktu lebih dari sepuluh tahun. Memang selalu ada gejolak yang diakibatkan oleh gangguan di dalam atau di luar negeri. Namun dalam pengamatan jangka panjang, trend pertumbuhan tampak sangat jelas.
Golongan menengah makin besar
"Perkembangan ini karena sistem pendidikan yang makin baik. Selain itu, media komunikasi juga makin modern. Jadi mereka di negara berkembang bisa melihat dengan jelas, kemajuan dan kemamuran yang dicapai negara-negara industri. Dan mereka bekerja keras untuk mencapai kemajuan itu", kata Vetter-Diez kepada Deutsche Welle.
Tumbuhnya kalangan menengah di negara-negara berkembang mendorong peningkatan konsumsi dan permintaan terhadap barang-barang teknologi tinggi. Perusahaan-perusahaan Jerman yang berorientasi ekspor menarik keuntungan besar dari perkembangan ini. Demikian disebutkan dalam survey HSBC dan Oxford Ecomics yang dinamakan Global Connections itu.
Sampai tahun 2030, pasar produk teknologi tinggi diperkirakan akan tumbuh 9 persen per tahun. Perusahaan-perusahaan Jerman yang secara tradisional bergerak di pasar ekspor bisa menarik keuntungan besar. Situasi ini merupakan peluang besar bagi Jerman, demikian disebutkan dalam Global Connections.
Eropa tetap penting
Bagi sekitar 300 perusahaan Jerman yang terlibat dalam penelitian itu, Eropa masih merupakan pasar terpenting. 60 persen ekspor Jerman masih ditujukan ke Eropa.
"Tapi pasar di Eropa sudah mulai jenuh. Apalagi sekarang Eropa sedang menghadapi krisis utang. Jadi yang paling baik bagi perusahaan yang ingin ekspansi, adalah menengok ke kawasan yang sekarang tumbuh paling dinamis", ujar Vetter-Diez.
Sekitar 40 persen perusahaan Jerman terjun langsung ke pasar negara berkembang. Mereka mengaku menghadapi berbagai kesulitan. Salah satu kesulitan utama adalah fluktuasi nilai tukar mata uang yang bergerak sangat cepat. Selain itu, di aaur Uni Eropa banyak sekali aturan birokrasi yang menghambat perdagangan.
Pemain baru dari Asia
Dalam jangka panjang, pesaing-pesaing baru dari Asia akan memasuki pasar produksi teknologi tinggi, terutama perusahaan dari Cina dan Korea. "Kalau Anda amati perkembangan perusahaan seperti Foxconn. Mereka tidak hanya mendapat pesanan dari Apple untuk produksi Smartphones. Mereka juga mengembangkan teknologi sendiri untuk mampu bersaing", kata Vetter-Diez.
Karena itu, penting bagi Jerman dan Eropa untuk memperluas bidang riset dan pengembangan, agar tetap mampu bersaing dan merebut pasar di sektor teknologi tinggi. Yang pasti, persaingan makin keras dan tenaga kerja berkualitas makin dibutuhkan.
0 komentar: