Kampanye di Media Sosial Twitter, Masih Efektifkah?
Di dalam dunia politik, media sosial ternyata kini menjadi mulai dilirik. Mereka mencoba berlomba-lomba memanfaatkan #media sosial untuk mengenalkan dirinya ke publik. Dengan media sosial satu ini, para politikus akan dapat dikenal banyak orang dengan mudah dan murah. Tidak perlu baliho besar dengan biaya besar agar dikenal banyak orang. Cukup berkicau dalam menanggapi berbagai masalah yang sendang hits ataupun membagikan foto-foto kegiatannya, sudah mampu menjadi senjata untuk dikenal banyak orang.
Trend penggunaan media sosial sebagai salah satu tempat untuk berkampanye mulai dilirik setelah melihat keberhasilan Barack Obama dalam memenangkan persaiangan menjadi presiden Amerika Serikat. #Twitter adalah media sosial yang digunakan Obama ketika mulai mencitrakan dirinya sebelum akhirnya memutuskan maju menjadi kandidat presiden Amerika Serikat. Cara yang lumayan baru itu ternyata membuahkan hasil sehingga mulai dilirik politikus dari negara-negara lainnya.
Barack Obama Pencetus Kampanye Melalui Media Sosial
Obama bisa dikatakan sebagai orang yang pertamakali sukses berkampanye melalui media sosial. Sosok Obama dulu hanya dikenal di negara Paman Sam saja. Tapi setelah menggunakan twitter untuk berkampanye, nama sosok presiden Amerika Serikat yang memenangi pemilihan presiden untuk kedua kalinya tersebut mulai dikenal di seluruh dunia.
Ya, Obama mampu menggunakan twitter dengan baik dan maksimal sehingga kampanye yang dilakukan di twitter sangat efektif. Menurut Yose Rizal, Direktur Politicalwave mengatakan,”Meskipun dana kampanye Obama paling kecil waktu mencalonkan diri sebagai presiden amerka Serikat pertama kali, dia mampu meraih suara karena kampanya dengan cara ini,” ujarnya.
Politikus Indonesia Juga Berkampanye di Media Sosial
Cara berkampanye Obama dengan media sosial Twitter ternyata mulai dicontoh oleh beberapa politikus di Indonesia. Sebut saja Joko Widodo, yang memenangkan pemilihan gubernur DKI Jakarta beberapa tahun yang lalu. Sebelumnya sosok walikota Surakarta ini hanya dikenal oleh orang-orang di Surakarta saja. Karena kampanye dari Twitter inilah yang membuat Jokowi dikenal banyak orang sehingga menarik minat masyarakat Jakarta.
Kondisinya sama dengan yang terjadi di dalam kasus Obama, yaitu dengan dana kampanye sedikit tapi mampu memberikan efek yang luar biasa. Dengan media sosial jugalah yang akhirnya membantu menghantar Jokowi mampu memenangkan pemilihan presiden yang berlangsung beberapa bulan yang lalu.
Walikota Bandung, Ridwan Kamil juga menjadi contoh politikus yang berhasil membangun citra dengan memanfaatkan media sosial. Ridwan Kamil mampu menggunakan Twitter dengan baik untuk mengkampanyekan visi dan misinya dalam membangun kota Bandung. Selain mengkampanyekan visi dan misinya, Ridwan juga melakukan apa yang dia tulis di Twitter. Inilah yang membuat kampanye Ridwan Kamil berhasil dengan bantuan media sosial Twitter.
Membangun Citra Secara Efektif Melalui Media Sosial
Berkampanye di media sosial akan efektif jika tidak hanya dijadikan media promosi yang bias saja. Bias yang membuat apa yang dikatakan di media sosial dan apa yang dilakukan di dunia nyata berbeda. Inilah yang membedakan mana politikus yang membangun citra saja dan mana yang bisa menggunakan media sosial dengan baik.
Jika apa yang diucapkan di media sosial dan yang dilakukan di dunia nyata itu sama, itulah yang disebut dengan pencitraan diri yang maksimal dengan bantuan media sosial. Jika melakukan kebohongan publik, politikus juga akan terkena bully yang sedemikian parahnya. Media sosial memang bak mata pisau yang dapat digunakan dengan baik atau dapat melukai penggunanya jika tidak berhati-hati.
Meskipun ada media sosial Facebook dengan jumlah pengguna yang belum bisa dilakalahkan oleh Twitter, ternyata media yang paling efektif untuk digunakan sebagai media kampanye adalah twitter.
Twitter memiliki fitur retweeet yang dapat menyebarkan informasi dengan cepat tanpa harus memusingkan apakah dia sudah mem-follow akun itu atau tidak. Dengan begitu, informasi akan menyebar dengan cepat. Belum lagi fitur trending topic yang mengumpulkan pembicaraan orang terbanyak di hari itu. Semakin banyak orang membicarakan sosok politikus ataupun masalahnya, akan dengan mudah dikenali banyak orang.
Dari trending topic itu pengguna dapat mengetahui bagaimana pendapat banyak orang mengenai sosok politikus tersebut. Dengan begitu maka kampanye menggunakan media sosial Twitter akan lebih banyak mengenai sasaran daripada media sosial Facebook. Lalu efektifkah kampanye menggunakan Twitter untuk Anda?
0 komentar: