Fakta Menarik Dibalik “Pinangan” Facebook atas WhatsApp

Fakta Menarik Dibalik “Pinangan” Facebook atas WhatsApp


Facebook-WhatsApp


Beberapa hari setelah moment  valentine, tepatnya tanggal 19 Februari 2014 lalu, WhatsApp akhirnya resmi “dipinang” Facebook dengan mahar USD 19 miliar. Angka fantastis tersebut menjadikan kerjasama akuisisi ini tercatat sebagai salah satu yang paling besar dalam beberapa tahun belakangan. Bahkan dalam ranah dunia online, akuisisi tersebut ternyata menyimpan banyak kisah unik dan menarik dalam prosesnya.
Segelintir kisahnya antara lain tidak banyak yang tahu bahwa ternyata butuh 2 tahun lamanya Facebook“PDKT” hingga WhatsApp mau menyetujui kerjasama ini. Tidak hanya itu, kabarnya juga ada konflik “cinta segi tiga” antara Facebook – WhatsApp – Google selama proses negoisasinya.
Bagi anda yang ingin mengetahui lebih lanjut kisahnya, berikut ini kami hadirkan beberapa fakta menarik dibalik kerjasama akuisisi antara Facebook dan WhatsApp yang telah mencuri perhatian dunia maya.

Butuh 2 tahun Facebook Luluhkan Hati WhatsApp

Jika anda bayangkan WhatsApp begitu saja tertarik dengan miliaran dolar yang ditawarkan oleh Facebook, nyatanya anda salah besar. Ternyata proses kerjasama ini sudah melewati waktu yang sangat panjang bahkan hingga mencapai waktu 2 tahun lamanya.
Cerita dibalik hubungan Facebook –WhatsApp dimulai pada saat musim semi tahun 2012 silam. Pada waktu itu, pendiri Facebook, Mark Zuckerberg sudah bisa melihat potensi dari WhatsApp yang saat itu masih menjadi startup berkembang. Tidak ingin melewatkan kesempatan yang ada, Mark Zuckerberg langsung menghubungi CEO WhatsApp, Jan Koum dan menyatakan ingin bertemu secara pribadi.
Jadilah kedua eksekutif tersebut bertemu di Los Altos, California, AS. Pertemuan tersebut berjalan hangat, mereka minum kopi berdua dan membicarakan hal hal umum. Mark belum mengutarakan niat pinangannya tersebut. Barulah setelah “kencan” pertama itu, kedua belah pihak mulai serius membicarakan urusan bisnis.
Waktu berjalan dan Facebook masih terus merayu WhatsApp agar bersedia untuk diakuisisi bahkan dengan mahar yang terbilang cukup besar pada waktu itu. Namun dengan berbagai alasan dan pertimbangan, CEO WhatsApp masih belum bersedia menerima tawaran tersebut. Pada waktu itu, Koum masih ingin membawa WhatsApp meraih kesuksesan melalui jalur independen.
Namun dengan semua perjuangan selama lebih dari 2 tahun lamanya, barulah pada tanggal 9 Februari 2014 lalu, Mark mengundang Koum untuk makan malam sekaligus mengajukan tawaran (lagi) kepada petinggi WhatsApp tersebut. Dan pucuk dicinta ulam pun tiba, dengan beberapa kesepakatan tambahan akhirnya usaha Mark untuk mendapatkan perusahaan mobile messaging populer tersebut menuai hasil manis.
Fakta menarik lain yang terungkap adalah bahwa kerjasama akuisisi ini merupakan proses yang berbeda dengan akuisisi pada umumnya. Nantinya WhatsApp akan tetap menjadi perusahaan mandiri dibawah naungan Facebook, dan CEO WhatsApp, Jan Koum akan dimasukkan sebagai salah satu direksi utama Facebook. Beberapa pihak menyatakan hal tersebutlah yang menjadikan akhirnya Koum mau menyetujui kerjasama ini.

Pendiri WhatsApp Pernah Ditolak Facebook

Di balik akusisi fantastis tersebut juga terungkap fakta bahwa, salah satu pendiri WhatsApp, Brian Acton sebenarnya pernah ditolak saat ingin masuk ke jajaran Facebook.
Kisah menarik tersebut terjadi para tahun 2009 silam. Pada waktu itu Brian Acton baru saja keluar dari Yahoo dengan alasan ingin mengembangkan diri. Acton yang merasa sudah cukup punya modalpun melihat Facebook sebagai salah satu tujuan karir yang paling tepat baginya saat itu. Tidak lama setelah resign ia langsung mencoba melamar masuk ke Facebook.
Pada waktu itu, Facebook terbilang sedang mulai menanjak menuju puncak karirnya. Dan ternyata Acton dirasa masih belum layak menjadi bagian dari Facebook pada saat itu. Namun penolakan Facebook tersebut tidak lantas membuatnya putus asa, ia malah merasa tertantang untuk terus maju. Acton pernah menuliskan Tweet tentang kegagalannya tersebut, “Facebook menolakku. Ini adalah kesempatan besar bisa berhubungan dengan beberapa orang yang fantastis. Menanti untuk petualangan kehidupan berikutnya,” ujarnya.
Hikmah pun datang, ia bertemu dengan Jan Koum yang juga sama-sama mantan pekerja Yahoo. Jadilah mereka mulai mengembangkan mobile messaging WhatsApp. Diluar dugaan usaha keduanya berbuah hasil kesuksesan besar. Bahkan kini semuanya berbalik, Facebook kini malah “mengejar” tanda tangan pendiri WhatsApp tersebut. Andai saja dulu Facebook menerima Brian Acton mungkin ceritanya bakal berbeda.

Cinta Segitiga Facebook – WhatsApp – Google

Dalam kisah cinta yang romantis selalu ada pihak ketiga yang menjadikan kisah tersebut semakin menarik. Dan dalam hubungan Facebook- WhatsApp, Google lah yang memerankan tokoh kameo tersebut. Perusahaan mesin pencari no. 1 di dunia ini memang juga menaruh hati pada WhatsApp sejak lama.
Sebelumnya Google pernah menawarkan kerjasama dengan nilai USD 10 miliar dolar, namun itu sudah lama sejak Facebook pertama kali tertarik membeli WhatsApp. Dan dikabarkan sebenarnya Google berani bayar lebih mahal ketimbang Facebook yang “hanya” memberikan USD 19 miliar tersebut. Namun tawaran tersebut nyatanya ditolak oleh WhatsApp.
Dikabarkan bahwa CEO Google, Larry Page pernah bertemu dengan CEO WhatsApp dalam sebuah acara. Pada waktu,  Page menyarankan agar Koum menolak pinangan Facebook. Ia berkata “Tetaplah independen, seperti yang selalu kau rencanakan. WhatsApp adalah ancaman besar bagi Facebook”.
Namun yang terjadi justru berkebalikan, Koum malah akhirnya mengiyakan tawaran Facebook dan tidak mengindahkan apa yang dikatakan oleh Page. Koum menyatakan bahwa keputusannya memilih Facebook selain kerjasama yang ia nilai sangat potensial, namun juga sedikit kecewa dengan statement Page agar tidak menerima tawaran Facebook.
Ia mengartikan kata-kata Page seakan-akan alasan Google ingin membeli WhatsApp bukan karena melihat potensi WhatsApp, namun lebih karena tidak ingin kalah saing dengan Facebook saja. Dari kabar yang berhembus juga mengatakan alasan Koum menolak Google karena tidak ada perjanjian “kursi direksi” seperti yang ditawarkan Facebook.

55 Karyawan WhatsApp menjadi Miliader Baru

Dengan nilai kontrak  USD 19 miliar, tentunya jajaran pegawai WhatsApp kini seperti ketiban rejeki nomplok. Termasuk ke dua pendirinya, Jan Koum dan Brian Acton, masih ada 53 orang lagi yang saat ini menjalankan layanan WhatsApp.
Rincian nilai kontrak yang diberikan Facebook meliputi USD 12 miliar dalam bentuk saham Facebook, USD 4 miliar uang tunai,  USD 3 miliar saham bagian yang akan diberikan kepada semua karyawan WhatsApp.
Dari semua total uang fantastis tersebut, tiap karyawan “hanya” akan menerima 1% dari total transaksi. Anda tahu berapa jumlah dari 1% tersebut? USD 160 juta atau setara Rp 1,88 triliun! Tak pelak saat ini telah muncul para miliader dadakan “buah cinta” Facebook dan WhatsApp. Luar biasa.

0 komentar: